Andries Beukes (MBE Consulting) dan Cintia Cheong (InsuranceERM) berdiskusi mengenai hasil temuan penyelidikan tentang bagaimana perusahaan asuransi berencana untuk menghitung penyesuaian risiko (risk adjustment) dan tingkat kepercayaan (confidence levels) berdasarkan IFRS 17/PSAK 74.
Sebagian besar diskusi seputar implementasi IFRS 17 berfokus pada elemen baru seperti marjin jasa kontraktual (contractual service margin). Tetapi metodologi untuk membentuk penyesuaian risiko dan tingkat kepercayaan yang digunakan untuk menentukan penyesuaian risiko kurang mendapatkan perhatian.
Hal ini mengejutkan karena penyesuaian risiko merupakan"a key driver of an insurer’s profit signature", menurut MBE Consulting. Sebuah laporan konsultasi, A Calculated Risk: An Industry-Wide Investigation into the IFRS 17 Risk Adjustment and Confidence Level, diterbitkan untuk membantu memahami praktik yang berkembang di pasar.
Apa itu penyesuaian risiko?
IFRS 17 / PSAK 74 - Kontrak asuransi mendefinisikan penyesuaian risiko sebagai: "Kompensasi yang harus ditanggung entitas akibat ketidakpastian jumlah dan waktu arus kas yang timbul dari risiko non-keuangan selama entitas memenuhi kontrak asuransi." Risiko non-keuangan tersebut terutama adalah risiko mortalita/hidup berkepanjangan (longevity), risiko lapse dan risiko beban. Konsep ini mirip dengan marjin risiko dalam Solvency II.
Mengingat IFRS 17 / PSAK 74 berbasis prinsip, hanya ada sedikit panduan bagaimana perusahaan asuransi harus menghitung penyesuaian risiko, hal ini membuat perbandingan menjadi sulit. Pengungkapan atas tingkat kepercayaan untuk penyesuaian risiko seharusnya membantu dalam hal ini.
Dalam survei MBE terhadap hampir 20 perusahaan asuransi di Eropa dan Afrika Selatan, sebanyak 56% responden mempertimbangkan one-year time horizon, sementara satu dari empat (39%) lebih memilih pendekatan ultimate run-off. Secara tradisional, perusahaan asuransi lebih familiar dengan pendekatan one-year, kata Beukes, tetapi beberapa perusahaan audit telah menafsirkan peraturan IFRS 17 / PSAK 74 sebagai ultimate run-off. Dia berkata "Apa yang Anda dapatkan pada akhirnya hampir tidak dapatdibandingkan antar perusahaan", yang tidak sejalan dengan tujuan dari IFRS 17 / PSAK 74.
Menurutnya pendekatan one-year lebih disukai untuk perusahaan asuransi, karena mencoba mengukur ultimate run-off business secara komputasional memberatkan dan secara konseptual sulit untuk dikomunikasikan.
"Jika keputusan ini akan ditentukan oleh konsensus pasar daripada panduan peraturan, kami akan mendesak perusahaan untuk melobi pendekatan one-year," kata Beukes
KESIAPAN
Kesiapan perusahaan asuransi untuk melakukan perhitungan penyesuaian risiko dan pengungkapan tingkat kepercayaan tampaknya bervariasi. Laporan menunjukkan 61% responden sudah mulai mempertimbangkan pendekatan untuk penyesuaian risiko, sementara setengahnya masih melakukan diskusi internal tentang tingkat kepercayaan. Beukes memperingatkan perusahaan yang ingin melakukan perubahan mungkin kesulitan untuk memutuskan hal ini secara tepat waktu.
"Saya menduga bahwa semakin banyak penyesuaian risiko menjadi sorotan, dewan direksi dan manajemen senior akan mengajukan lebih banyak pertanyaan, yang akan segera mendorong perilaku juga. Anda mungkin melihat banyak perusahaan mengubah pendekatan mereka dari waktu ke waktu. Mungkin ada kekhawatiran bahwa mereka mungkin kehabisan waktu jika mereka akan membuat beberapa perubahan itu."
METODOLOGI PENYESUAIAN RISIKO
Metodologi yang paling populer bagi perusahaan asuransi untuk mengukur penyesuaian risiko IFRS 17 / PSAK 74 adalah Cost of Capital (CoC), seperti yang dikutip oleh 39% responden. Ini diikuti oleh stress and correlation value at risk (VaR, 22%); skenario VaR (17%); dan marjin pemburukan (17%). Merinci temuan berdasarkan wilayah, mayoritas (71%) perusahaan di Afrika Selatan berencana untuk menggunakan pendekatan CoC, sementara respons di Inggris dan Eropa lebih bervariasi.
Skenario VaR dan marjin pemburukan adalah metodologi paling populer di Inggris dan Eropa, masing-masing dipilih oleh 28% dan 27% responden. Sisanya memilih CoC, stress and correlation VaR (masing-masing 18%) dan market consistent price of risk (9%). MBE mengatakan ini mungkin karena banyak perusahaan asuransi besar di Inggris dan Eropamengembangkan model internal untuk perhitungan Solvency II mereka, jadi mungkin sudah memiliki model stokastik untuk memungkinkan pendekatan skenario VaR atau marjin pemburukan.
Beukes menjelaskan bahwa metode CoC menghitung penyesuaian risiko dengan menerapkan faktor (the cost of capital rate) terhadaptotal kebutuhan modal di masa depan yang telah didiskonto. Oleh karena itu, dia mengatakan hasilnya sangat sensitif terhadap tingkat diskonto yang digunakan dalam perhitungan.
Inggris memiliki lingkungan dengan suku bunga rendah, yang berarti bahwa nilai saat ini yang dihitung akan lebih tinggi untuk kebutuhan modal di masa depan daripada di Afrika Selatan, misalnya, di mana suku bunga, dan karenanya suku bunga diskonto, lebih tinggi. Dia mencatat ini akan menghasilkan biaya modal yang lebih tinggi.
Ditambah dengan fakta bahwa Inggris banyak menerbitkan bisnis anuitas, yang umumnya secara alamiah bersifat very long-tailed. Semakin lama durasi kontrak, semakin sensitif terhadap pergerakan suku bunga. Ini berarti bahwa penyesuaian risiko perusahaan yang menggunakan pendekatan CoC akan sangat terdampak oleh pergerakan suku bunga.
"Faktor-faktor ini mungkin, setidaknya sebagian, menjelaskan mengapa perusahaan di Inggris, yang memiliki model internal yang tersedia, cenderung lebih memilih pendekatan VaR, sementara perusahaan Afrika Selatan tampaknya lebih menyukai pendekatan CoC," kata Beukes.
TINGKAT KEPERCAYAAN
Dengan menggunakan Risk Analyser Tool yang dimiliki oleh MBE – yang memungkinkan perusahaan untuk membangun interval kepercayaan untuk penyesuaian risiko yang dihitung berdasarkan IFRS 17 / PSAK 74 – konsultan menemukan bahwa tiga perempat (75%) responden yang menggunakan pendekatan VaR menargetkan tingkat kepercayaan antara 80% dan 90%, dengan sisanya sebesar 75% atau 95%. Tingkat kepercayaan paling populer saat ini sekitar 85%.
Sebagai perbandingan, MBE mengatakan secara implisit tingkat kepercayaan dengan pendekatan CoC pada tanggal valuasi umumnya lebih rendah daripada yang ditujukan oleh mereka yang menggunakan pendekatan VaR, dengan sebagian besar hasilnya berada di kisaran 70% hingga 80%.
"Perusahaan asuransi yang menggunakan pendekatan CoC perlu memutuskan apakah hal ini yang diinginkan. Secara implisit tingkat kepercayaancenderung lebih tinggi untuk responden Inggris/Eropa, mungkin dikarenakan suku bunga yang rendah dan durasi rata-rata kontrak yang lebih panjang di wilayah ini."
Mengingat terbatasnya kemajuan pada tingkat kepercayaan yang dilaporkan hingga saat ini, MBE percaya bahwa temuan tersebut akan berubah seiring dengan berkembangnya keputusan metodologi dan praktik pasar berkembang, dengan tingkat kepercayaan akhir "pada akhirnya yang ditargetkan oleh perusahaan asuransi kemungkinan besar akan diputuskan oleh konsensus industri dari waktu ke waktu".
Diterjemahkan dari artikel: IFRS 17's neglected questions: the risk adjustment and confidence levels - MBE (mbeconsulting.com)